"There is no path to peace. Peace is the path."
(Mahatma Gandhi)

Wednesday 4 July 2012

Cookies and Cream Cupcake (Part 1)

Aneh. 

Louna menatap bungkusan yang berdiam di sudut tas ransel hijau turquoise-nya. Dipandanginya dengan bimbang. Tak ada siapa-siapa di ruangan, karena jam istirahat masih tersisa 20 menit lagi.

Sudah ketiga kalinya.

Dicermatinya isi bungkusan yang selalu menghantuinya selama 3 minggu ini. Sebuah cupcake rasa cokelat. Di atasnya dibubuhi krim putih yang terlihat menggugah, dan ditaburi potongan biskuit Oreo yang dihancurkan. Terlihat lezat dan menarik.


"Lagi ya, Lou?" sebuah suara bertanya dari balik punggungnya.

"Eh, iya," Louna menoleh dan mendapati Gracia, sahabat terdekatnya. "Dan masih tanpa nama."

Gracia meletakkan tangan di bawah dagu, berpikir. Tapi tampangnya yang dibuat-buat serius terlihat kocak sekali, sehingga Louna mau tak mau tersenyum geli.

"Orang yang mengirim cupcake itu," Gracia menganalisis, "Ngincer jam istirahat supaya nggak ketahuan."

Louna nyengir, "Lu mau jadi detektif lagi?"

"Iya dong, demi mai best pren, aku harus ikut membantu," Gracia mengibaskan rambutnya seperti di iklan shampoo. "Eh, be-te-we, cupcake itu rasanya enak gak sih? Nggak ada racunnya?"

Gubrak!

Louna terkikik, "Enak dan aman kok. Serius deh. Gue bahkan ngajak kakak dan adik gue nyobain. Hasilnya, tandas."

Gracia manggut-manggut. Sepertinya sih, perutnya berteriak menginginkan kue tersebut. Untunglah Louna memperhatikan 'muka-pengen' Gracia.


"Kalo lu mau, ambil aja. Ini nggak kalah dari kue-kue di bakery Mrs. Bun," Louna menyodorkan bungkusan itu ke tangan Gracia. Mrs. Bun adalah toko kue terkenal di daerah mereka. Dalam satu hari, roti yang terjual di sana sekitar seribu lebih. Pelanggan tetap Mrs. Bun banyak yang berasal dari luar kota. Ketenaran bakery ini memang sebanding dengan perjuangan pendirinya, Bu Yuri Shirachi. Beliau masih memiliki darah Jepang, meski lahir di Indonesia. 3 hari sekali Louna pasti datang ke sana untuk sekedar membeli roti unyil untuk adiknya atau roti tawar untuk persediaan di rumah. Karena Louna begitu sering datang, Bu Yuri yang masih ikut mengawasi toko mengingatnya. Mereka juga sering mengobrol, apalagi Louna termasuk tipe orang yang mau menghabiskan waktu liburnya untuk mencoba resep-resep baru. Kadang Louna juga membantu membuat roti atau kue, jika hari itu dia sedang tidak sibuk.

"Bener, nih?" tanya Gracia ragu. Tapi Louna mengangguk pasti. "Thanks banget,  Lou! Oh ya... gue jadi kepikiran... gimana kalau lu coba tanya Gerald? 'Kan dia juga tukang makan tuh, siapa tahu dia ngirim kue ini buat lu."

Gerald adalah putra semata wayang Bu Yuri. Dia bersekolah di SMP Cikal 7, sama seperti Louna. Kebetulan pula, mereka seumuran. Tapi berbeda dengan wanita paruh baya yang ramah serta senang bekerja bersama tepung dan telur itu, Gerald hobi mengotak-ngatik onderdil motor. Meski ia juga sering berjaga di bakery saat liburan, pasti yang dilakukannya sambil menunggu adalah membaca majalah otomotif.

Lucunya, Gerald dan Louna sering berselisih paham. Mereka berdua pernah sekelas dan pernah bertengkar hanya karena sepatu yang tertukar. Atau di lain kesempatan, mereka pernah perang whipped cream di acara pembagian rapor. Betul, krim putih yang biasa dipakai untuk hiasan kue itu.

Louna menghela nafas, "Gracia... lu tahu sendiri bagaimana sikapnya si Gerald itu. Masa bodoh dan cuek. Hobinya ngotak-ngatik motor nggak jelas.... jadi nggak mungkin dia bisa ngirim sesuatu yang sweet kayak gini?"

Namun Gracia seperti tidak peduli dengan protes yang keluar dari mulut sahabatnya. "There's nothing impossible for God," sahutnya bijak.

"Iya deh, iya. Gue setuju..." Gracia sudah tersenyum saja, tetapi kemudian garis lengkung itu pupus begitu Louna melanjutkan kata-katanya, "...kalimat terakhirnya doang."

"Yeee..."

Louna mencubit gemas pipi gadis yang menguncir rambutnya seperti Jinny*) itu, "Hahaha, dasar Graciaaaa!"

(to be continued)


.

.

.

.

*) Jinny yang saya maksudkan adalah tokoh jin yang dulu pernah terkenal di televisi. Gaya rambutnya itu apalagi. Dikuncir tinggi. Masih jadi tren mungkin? Hehe ;)

source of image: dassant.com

No comments:

Post a Comment