"There is no path to peace. Peace is the path."
(Mahatma Gandhi)

Saturday, 23 June 2012

ke(ampunan)sal

Kalau kau tanya manusia mana yang tak pernah marah, tentu tak ada! Kau dan aku pun pasti pernah kesal dan marah. 

Aku sudah terlalu sering merasa kesal. Banyak hal yang menyebabkan itu bisa terjadi. Orang-orang di sekelilingku, yang kukenal maupun tidak.

Aku sudah terlalu sering merasa kesal. Banyak hal yang menyebabkan itu bisa terjadi. Tindak tanduk manusia, yang kukenal maupun tidak.Ada yang mulutnya sering bocor, ada juga yang mulutnya panjang, ada juga yang telinganya panjang. Kalau yang hidungnya panjang seperti Pinokio? Aku tak yakin.

Kutegaskan. Aku sudah terlalu sering merasa kesal. Banyak hal yang menyebabkan itu bisa terjadi. Paham masyarakat, yang kukenal maupun tidak. Borjuisme dan kesenjangan di mana-mana.

Intinya: kesal itu memang mengesalkan.

Hanya ada satu orang di dunia ini yang tidak pernah tidak membuatku kesal. Hanya satu. Dari jutaan makhluk ciptaan Tuhan, hanya satu.
Tidak lebih, tidak kurang. Dan aku telah berbuat banyak kesalahan karena kekesalanku terhadapnya. Kesal itu memang mengesalkan.

Aku bahkan tak bisa menghitung lagi berapa liter air bah yang akan menggulungnya seandainya aku membiarkan katup kemarahan itu terbuka.

Seandainya aku Matilda, pasti buku di tangannya akan segera robek menjadi dua. Atau bahkan, bisa-bisa barang-barangnya melayang semua ke luar jendela seperti poltergeist. Tapi aku bukan Matilda yang punya kekuatan dengan kedua matanya. Aku hanya seorang manusia yang memiliki kepribadian lain daripada yang lain dan tidak ada duplikatnya.

Jadi, yah... kesal itu memang mengesalkan.

Dan mengampuni memang tak semudah kedengarannya. Tidak, itu bukan level Easy atau Intermediate, tetapi Hard.

Terlalu sulit, meski itulah kewajiban setiap manusia di muka bumi.

Terlalu sulit, untuk satu buah jarum diantara tumpukan jerami.

Terlalu sulit...

Memang terlalu sulit, tapi bukan tidak mungkin, 'kan?

Mungkin itulah yang masih membuatku 'waras' menghadapi dia. Kalau tidak, jendela itu bisa benar-benar pecah dan pintu kayu di sekolah kami akan patah. Kalau tidak, suara sangat manisnya itu akan terbungkan dengan cabai pedas. Hahaha, aku serius, tapi juga bercanda.

Dan itulah yang harus kuterapkan, tanpa menunggu apapun lagi.


Time is limited. 

----------------------------------------------------------------------------------



 


23 Juni 2012
setelah perayaan 100 tahun Advent di Jakarta yang cukup melelahkan tapi juga menyenangkan.
untuk melupakan semua kekesalan tentang d-i-a, yang tak pernah mengerti bagaimana dirinya 'sangat kami hormati.'




No comments:

Post a Comment