"There is no path to peace. Peace is the path."
(Mahatma Gandhi)

Wednesday 19 September 2012

My Cats

Kucing adalah teman saya.

Ada beberapa alasan untuk statement di atas.
Pertama, saya anak tunggal. Otomatis tidak punya kakak, maupun adik. Saudara sepupu, jujur saya kurang dekat dengan mereka. Paling-paling teman main yang dekat itu teman-teman gereja. Hanya saja saya tidak bisa bertemu mereka setiap hari, bukan?

Kedua, kucing itu bisa diajak bermain. Saya pernah memelihara ikan mas (dengan cara primitif: dimasukkan ke dalam toples bulat yang sering disebut fish bowl itu) hamster. Ikan dan hamster itu agak sulit mengurusnya. Ya kucing juga mirip-mirip sih, hanya saja biasanya mereka lebih ekspresif dan bisa diisengin sesekali hehehe.

Ketiga, mami saya sudah pernah memelihara anjing dan kucing cukup lama. Karena itu beliau mengerti banyak tentang hewan berbulu ini.

Jadi ada beberapa kucing yang sering singgah di depan rumah untuk meminta makanan. Dari sanalah, akhirnya kami mendapat tiga ekor kucing: 2 jantan dan 1 betina. Salah satu jantan yang sepertinya lebih tua, saya namakan Socky Decathio. Socky, karena kakinya kurus panjang dan warnanya putih seperti sedang memakai kaos kaki. Decathio itu buatan saya saja, semacam anagram. Kucing jantan yang kedua saya namakan Soni Decathio, karena warna bulunya mirip Socky sedangkan ia bertubuh lebih kecil. Soni stands for Socky Mini. Sementara yang betina saya namakan Albina Lilium Decathionne. Karena warnanya putih, tapi tidak seperti salju. Mirip orang albino. Tapi dia itu 'kan betina, karena itu jadinya Albina. Dipanggilnya Albi.

Soni sempat sakit. Tapi bukannya diam di rumah, dia malah keluyuran keluar. Saya lupa tepatnya kapan, tapi akhirnya dia tidak kembali ke rumah. Sampai sekarang.

Tinggallah Albi dan Socky. Socky sepertinya masih satu rumpun keluarga dengan Albi dan Soni, karena yang pertama kali datang adalah Socky, diikuti kedua kucing lainnya. Albi lebih sering di rumah, karena dia kucing yang cukup jaim... saya rasa begitu. Socky adalah garong, 'pemimpin' di gang tempat saya tinggal. Dia sering keluar rumah dan berkelahi sesama kucing (hal yang buat saya masih menjadi sesuatu yang seru).

Tapi lama kelamaan, Socky juga tidak kembali. Saya dan Mami sempat sedih sih, tapi mau bagaimana lagi?

Kemudian datang dua kucing lainnya. Satu berwarna belang cokelat/orange, putih, dan hitam. Pertama kali dia datang ke tempat kami, saya ngeri. Kaki kiri belakangnya terlindas mobil, dan membuat dia harus menyeret dirinya. Ditambah, dia mengeong-ngeong dengan keras di dekat saya. Otomatis saya takut. Tapi ternyata dia lucu juga. Dia sempat hilang sehari, mungkin terperangkap di rumah tetangga berhubung badannya kecil, tapi akhirnya dia kembali. Saya beri nama Bumble Critsa Decathionne. Critsa, karena dia sering dipanggil 'Ucrit' atau 'Crit' sebab tubuhnya kecil. 'Sa' terinspirasi dari salah satu... teman saya. Bumble, diambil dari Bumblebee-nya film Transformers, karena sifatnya yang pemberani seperti robot berwarna kuning itu. Lalu Decathionne adalah 'marga' mereka. Mungkin karena dia masih kecil, kaki Critsa cepat sembuh.

Oh ya, tak lama setelah Critsa itu jadi penghuni tetap rumah kami, Albi sepertinya sempat tertimpa sesuatu yang berat di rumah tetangga yang kala itu sedang renovasi. Dan jalannya jadi agak pincang juga. Kami berusaha mengobati kakinya dengan minyak urut, tapi yah... masih tetap jalannya pincang. Tepatnya, bersilang-silang. Jadi mirip para model di catwalk hahaha.

Kucing kedua yang datang setelah Critsa warnanya abu-abu. Jelek. Terlihat kusam dan kotor. Bahkan awalnya kami juga bingung jenis kelaminnya apa! Karena dia mengeong seperti betina dengan suara lembut, tapi ternyata setelah dicek, dia itu jantan. Saya lalu memberi nama Abu Decathio, karena tidak ada ide lagi :p

Nah, nanti, kalau sudah cukup luang waktunya, saya akan coba menge-post foto mereka semua. Sampai di sini dulu tulisan saya. Keep reading and thank you for your attention :)

No comments:

Post a Comment