"There is no path to peace. Peace is the path."
(Mahatma Gandhi)

Saturday, 4 February 2012

Surat Cinta Untuk Tuhan

Buat Tuhan tersayang...
Selamat Hari Valentine! Aku tahu memang sekarang baru tanggal 4, masih ada 10 hari sebelum hari kasih sayang itu. Namun kurasa, dalam jangka waktu 10 hari itu, aku takkan sempat menulis surat cinta kepadaMu karena kesibukan sekolahku yang luar biasa.

Tuhan, aku tahu bagiMu setiap hari adalah hari kasih sayang. Aku juga tahu, Valentine 'kan termasuk perayaan duniawi yang kadang kurang penting. Tapi di Valentine kali ini... aku ingin menulis surat cinta, namun aku bingung akan dikirimkan kepada siapa.


Pacar? Tidak punya. Lagipula orangtuaku belum mengizinkan aku pacaran.

Surat untuk orangtuaku? Yah, itu bisa sih. Namun menurutku akan lebih baik jika aku melakukan tindakan konkrit, dan tidak hanya menulis sesuatu yang membuatku dicap omdo (omong doang). Engkau pasti mengerti maksudku, Tuhan.

Teman-temanku? Hmm, entahlah ya. Tidak semua suka dikirimi surat cinta 'kan? Hehe...
Jadi aku memutuskan menulis surat kepadaMu.



Jujur Tuhan, sebagai anak baru gede dengan status 13 tahun 5 bulan dan entah berapa hari--aku malas menghitung--aku naksir dengan salah satu cowok di kelasku. Oke, tipikal cinta monyet. Anaknya... dibilang burukbangetnggak, baikbangetjuga nggak. Di tengah-tengah. Teman-teman lamanya bilang dulu dia anak alim dan termasuk berprestasi. Kalau dilihatnya sekarang sih, rasanya agak beda jauh.
Tampang boleh oke, tapiii... masih banyak yang perlu dibenahi dari sikapnya. Bukan aku mau mengomentari dia ya, Tuhan. Aku hanya ingin menjabarkan tentangnya. Karena aku pun berusaha mengintrospeksi diri.

Kembali ke... dia. Namanya tak usah ku sebut, ya, Tuhan? Engkau tahu pasti siapa dia.

Di balik sifat alamiahnya sebagai anak cowok a-be-ge dan sedang mencari jati diri, tak sedikit pula hal-hal positif kutemukan darinya. Contohnya, mau mengajari teman satu gengnya pelajaran yang tidak dimengerti, sering bertanya di kelas Matematika (menandakan dia tetap memperhatikan pelajaran). Kesannya promosi ya? Hehe...

Tuhan, aku bersyukur Engkau menciptakan dia seperti itu, dan aku seperti ini. Sebagai teman satu kelas--aku tak mau disebut secret admire--dia adalah seseorang yang baik. Teman yang bisa diajak kerjasama, meski sifat malasnya kadang muncul.

Tapi aku berdoa semoga dia nggak nakal lagi. Lagi-lagi, tipikal a-be-ge.
Oh ya, Tuhan. Sebenarnya sih, di bulan Februari ini, ibuku berulang tahun. Ingin aku memberikan kado, sekedar kue atau buku bacaan untuknya. Namun aku belum mampu. Aku hanya minta kesehatan untuknya dari Engkau, Tuhan. Agar dia tidak stress dengan murid-murid lesnya, urusan keuangan dan tetek bengek yang tak kumengerti, maupun dengan masalah-masalahnya.

Aku tahu Tuhan, rancanganMu untuknya bukanlah rancangan kecelakaan. Dan aku bersyukur memiliki ibu sepertinya. Kurasa ayahku pun akan sangat bersyukur punya istri seperti ibuku.

Kau tahu Tuhan. Ada saja cobaan untuk keluargaku. Tapi biarlah itu membuat kami semakin kuat. Biarlah kami semakin menyadari kasih sayang dariMu di hari Valentine ini, dan bukan hanya kasih sayang imitasi. Biarlah kami semakin dekat kepadaMu, hari demi hari.

Karena kasih sayangMu, Tuhan, takkan pernah terbatas bagi dunia ini.
Salam sayang dari salah satu anakMu di dunia yang berumur 13 tahun 5 bulan dan entah berapa hari.

Jakarta, 4 Februari 2012
Selina Linggom Silalahi.

No comments:

Post a Comment