Buat Tuhan tersayang...
Selamat Hari Valentine! Aku
tahu memang sekarang baru tanggal 4, masih ada 10 hari sebelum hari
kasih sayang itu. Namun kurasa, dalam jangka waktu 10 hari itu, aku
takkan sempat menulis surat cinta kepadaMu karena kesibukan sekolahku
yang luar biasa.
Tuhan, aku tahu bagiMu setiap hari adalah hari kasih sayang. Aku juga tahu, Valentine 'kan termasuk perayaan duniawi yang kadang kurang penting. Tapi di Valentine kali ini... aku ingin menulis surat cinta, namun aku bingung akan dikirimkan kepada siapa.
Pacar? Tidak punya. Lagipula orangtuaku belum mengizinkan aku pacaran.
Surat
untuk orangtuaku? Yah, itu bisa sih. Namun menurutku akan lebih baik
jika aku melakukan tindakan konkrit, dan tidak hanya menulis sesuatu
yang membuatku dicap omdo (omong doang). Engkau pasti mengerti maksudku, Tuhan.
Teman-temanku? Hmm, entahlah ya. Tidak semua suka dikirimi surat cinta 'kan? Hehe...
Jadi aku memutuskan menulis surat kepadaMu.
Jujur
Tuhan, sebagai anak baru gede dengan status 13 tahun 5 bulan dan entah
berapa hari--aku malas menghitung--aku naksir dengan salah satu cowok di
kelasku. Oke, tipikal cinta monyet. Anaknya... dibilang
burukbangetnggak, baikbangetjuga nggak. Di tengah-tengah. Teman-teman
lamanya bilang dulu dia anak alim dan termasuk berprestasi. Kalau
dilihatnya sekarang sih, rasanya agak beda jauh.
Tampang boleh
oke, tapiii... masih banyak yang perlu dibenahi dari sikapnya. Bukan aku
mau mengomentari dia ya, Tuhan. Aku hanya ingin menjabarkan tentangnya.
Karena aku pun berusaha mengintrospeksi diri.
Kembali ke... dia. Namanya tak usah ku sebut, ya, Tuhan? Engkau tahu pasti siapa dia.
Di
balik sifat alamiahnya sebagai anak cowok a-be-ge dan sedang mencari
jati diri, tak sedikit pula hal-hal positif kutemukan darinya.
Contohnya, mau mengajari teman satu gengnya pelajaran yang tidak
dimengerti, sering bertanya di kelas Matematika (menandakan dia tetap
memperhatikan pelajaran). Kesannya promosi ya? Hehe...
Tuhan, aku
bersyukur Engkau menciptakan dia seperti itu, dan aku seperti ini.
Sebagai teman satu kelas--aku tak mau disebut secret admire--dia
adalah seseorang yang baik. Teman yang bisa diajak kerjasama, meski sifat
malasnya kadang muncul.
Tapi aku berdoa semoga dia nggak nakal lagi. Lagi-lagi, tipikal a-be-ge.
Oh
ya, Tuhan. Sebenarnya sih, di bulan Februari ini, ibuku berulang tahun.
Ingin aku memberikan kado, sekedar kue atau buku bacaan untuknya. Namun
aku belum mampu. Aku hanya minta kesehatan untuknya dari Engkau, Tuhan.
Agar dia tidak stress dengan murid-murid lesnya, urusan keuangan dan tetek bengek yang tak kumengerti, maupun dengan masalah-masalahnya.
Aku
tahu Tuhan, rancanganMu untuknya bukanlah rancangan kecelakaan. Dan aku
bersyukur memiliki ibu sepertinya. Kurasa ayahku pun akan sangat
bersyukur punya istri seperti ibuku.
Kau tahu Tuhan. Ada saja
cobaan untuk keluargaku. Tapi biarlah itu membuat kami semakin kuat.
Biarlah kami semakin menyadari kasih sayang dariMu di hari Valentine ini,
dan bukan hanya kasih sayang imitasi. Biarlah kami semakin dekat
kepadaMu, hari demi hari.
Karena kasih sayangMu, Tuhan, takkan pernah terbatas bagi dunia ini.
Salam sayang dari salah satu anakMu di dunia yang berumur 13 tahun 5 bulan dan entah berapa hari.
Jakarta, 4 Februari 2012
Selina Linggom Silalahi.
No comments:
Post a Comment